Santri adalah sosok yang selalu membawa kearifan dan harapan di dalam masyarakat dari masa lalu hingga zaman modern saat ini.
Masyarakat tidak memandang latar belakang dari para santri, entah itu dari keluarga bangsawan maupun keluarga masyarakat awam dan tak ada keraguan lagi terhadap kehadiran para santri di lingkungannya.
Selain sebagai elemen penting dalam suatu lembaga pesantren, santri juga identik sebagai sosok yang sangat diharapkan di lingkungan masyarakat terlebih santri yang baru selesai “nyantri”.
Setelah selesai mengenyam pendidikan di pesantren, seorang santri diharapkan dapat mengajarkan kitab-kitab dan memimpin kegiatan keagamaan di masyarakat.
Tidak sedikit pula yang meminta para lulusan pesantren ini untuk ceramah atau berdakwah di luar kota bahkan sampai luar negeri. Selain itu tawaran berbagai pekerjaan di banyak perusahaan karena banyak orang yang percaya akan kejujuran, rasa kepedulian, tanggung jawab serta kepiawaian seorang santri dalam mengolah sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang lebih baik.
Dapat dikatakan bahwa santri adalah kunci dari kehidupan masyarakat, bahkan ada yang mengatakan bahwa calon-calon pemimpin umat di akhir zaman adalah seorang santri.
Jumlah santri di sebuah pondok pesantren bisa mencapai ribuan, bukan hanya di pesantren putra tapi pesantren khusus putrisekarang menjamur di mana-mana.
Dari sekian banyaknya santri yang ada dapat dibayangkan berapa besar potensi negara kita untuk menciptakan para pemimpin yang memiliki rasa peduli yang besar kepada rakyatnya.
Dimasa lalu banyak pesantren yang mencetak banyak orang berkualiatas untuk digerakkan di barisan depan kepemimpinan namun hal itu sulit dilaksanakan di zaman modern ini, karena banyaknya perbedaan dari santri masa lalu dan santri masa kini.
Perbedaan itu terjadi seiring dengan berubahnya zaman. Perbedaan ini sangat jelas jika kita perhatikan santri di zaman modern.
Dewasa ini banyak teknologi yang sealau membawa kemudahan dan kecanduan di mata para santri. Walaupun para santri selalu prihatin saat di pesantren dan jarang bersentuhan dengan barang teknologi modern, tetapi saat mereka berlibur di rumah para santri menghabiskan waktu dengan berbagai macam teknologi yang dilengkapi fitur sosial media saat ini.
Tidak banyak yang mereka ingat dari berbagai pengetahuan yang mereka dapatkan di pesantren, memori mereka telah terotak-atik oleh teknologi yang serba canggih.
Perilaku seperti ini tidak pernah kita temui pada santri dimasa lalu, selain kurangnya pengetahuan teknologi santri dulu selalu mempraktekkan apa yang diajarkan para ustadz mereka.
Tidak cukup sekali dua kali mengulang agar dapat mengerti dan faham dengan apa yang disampaikan para ustadz. Santri dulu tidak pernah ada liburan bukan karena hanya minimnya transportasi tapi juga karena pesantren yang mereka pilih juga jauh dari tempat asalnya.
Dengan penuh cita-cita yang ambisius dan dibekali keberanian yang kuat banyak santri di masa lalu yang benar-benar dapat mengajarkan kitab-kitab yang dibutuhkan dan menjadi pemimpin kegiatan keagamaan dimasyarakat.
Kegigihan santri di masa lalu ini dapat menjadi teladan untuk para santri di akhir zaman ini dimana cita-cita dan harapan bangsa banyak dituangkan dalam lembaga pesantren yang banyak mempercayai bahwa pesantren adalah pencetak manusia-manusia yang berakhlak, manusia yang peduli dengan sesama, serta manusia yang dapat mengemban amanah bangsa
Komentar
Posting Komentar